Sebagai
makhluk sosial, seorang individu sejak lahir hingga sepanjang hayatnya
senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dengan kata lain melakukan
relasi interpersonal. Dalam relasi interpersonal itu ditandai dengan berbagai
aktivitas tertentu, baik aktivitas yang dihasilkan berdasarkan naluriah semata
atau justru melalui proses pembelajaran tertentu. Berbagai aktivitas individu
dalam relasi interpersonal ini biasa disebut perilaku sosial.
Krech
et. al. (1962:104-106) mengungkapkan bahwa untuk memahami perilaku sosial
individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon
interpersonalnya, yang terdiri dari : (1) Kecenderungan Peranan (Role
Disposition); yaitu kecenderungan yang mengacu kepada tugas, kewajiban dan
posisi yang dimiliki seorang individu, (2) Kecenderungan Sosiometrik (Sociometric
Disposition); yaitu kecenderungan yang bertautan dengan kesukaan,
kepercayaan terhadap individu lain, dan (3) Ekspressi (Expression
Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan
menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particular fashion).
Lebih
jauh diuraikan pula bahwa dalam kecenderungan peranan (Role Disposition) terdapat
pula empat kecenderungan yang bipolar, yaitu :
- Ascendance-Social Timidity. Ascendance yaitu kecenderungan menampilkan keyakinan diri, dengan arah berlawanannya social timidity yaitu takut dan malu bila bergaul dengan orang lain, terutama yang belum dikenal.
- Dominace-Submissive. Dominace yaitu kecenderungan untuk menguasai orang lain, dengan arah berlawanannya kecenderungan submissive, yaitu mudah menyerah dan tunduk pada perlakuan orang lain.
- Social Initiative-Social Passivity. Social initiative yaitu kecenderungan untuk memimpin orang lain, dengan arah yang berlawanannya social passivity yaitu kecenderungan pasif dan tak acuh.
- Independent–Depence. Independent yaitu untuk bebas dari pengaruh orang lain, dengan arah berlawanannya dependence yaitu kecenderungan untuk bergantung pada orang lain
Dengan
demikian, perilaku sosial individu dilihat dari kecenderungan peranan (role
disposition) dapat dikatakan memadai, manakala menunjukkan ciri-ciri respons
interpersonal sebagai berikut : (1) yakin akan kemampuannya dalam bergaul
secara sosial; (2) memiliki pengaruh yang kuat terhadap teman sebaya; (3) mampu
memimpin teman-teman dalam kelompok; dan (4) tidak mudah terpengaruh orang lain
dalam bergaul. Sebaliknya, perilaku sosial individu dikatakan kurang atau tidak
memadai manakala menunjukkan ciri-ciri respons interpersonal sebagai berikut :
(1) kurang mampu bergaul secara sosial; (2) mudah menyerah dan tunduk pada
perlakuan orang lain; (3) pasif dalam mengelola kelompok; dan (4) tergantung
kepada orang lain bila akan melakukan suatu tindakan.
Kecenderungan-kecenderungan
tersebut merupakan hasil dan pengaruh dari faktor konstitutsional, pertumbuhan
dan perkembangan individu dalam lingkungan sosial tertentu dan pengalaman
kegagalan dan keberhasilan berperilaku pada masa lampau
Sementara
itu, Buhler (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan tahapan dan ciri-ciri
perkembangan perilaku sosial individu sebagaimana dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tahap
|
Ciri-Ciri
|
Kanak-Kanak
Awal ( 0 – 3)
Subyektif |
Segala sesuatu dilihat berdasarkan
pandangan sendiri
|
Kritis
I ( 3 – 4 )
Trozt Alter |
Pembantah, keras kepala
|
Kanak
– Kanak Akhir ( 4 – 6 )
Masa Subyektif Menuju Masa Obyektif |
Mulai bisa menyesuaikan diri
dengan aturan
|
Anak
Sekolah ( 6 – 12 )
Masa Obyektif |
Membandingkan dengan aturan –
aturan
|
Kritis
II ( 12 – 13 )
Masa Pre Puber |
Perilaku coba-coba, serba salah,
ingin diuji
|
Remaja
Awal ( 13 – 16 )
Masa Subyektif Menuju Masa Obyektif |
Mulai menyadari adanya kenyataan
yang berbeda dengan sudut pandangnya
|
Remaja
Akhir ( 16 – 18 )
Masa Obyektif |
Berperilaku sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan kemampuan dirinya
|
0 komentar:
Posting Komentar